PASUKAN PENYAMBUT IMAM MAHDI
Pertanyaan terpenting di akhir zaman saat kemunculan Imam Mahdi adalah mengetahui siapakah yang akan menjadi pasukan lmam Mahdi. Lalu sudah munculkah mereka saat ini?
Keterkaitan pasukan Imam Mahdi dengan kehadiran Imam Mahdi dikabarkan Rosulullah SAW., dalam beberapa hadits, diantaranya :
“Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di tengah- tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk”. Maksudnya ialah al-Mahdi. (Ibn Majah, Abu Nuaim & Al- Hakim)
Juga sabda Nabi SAW., :“Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hingga ditancapkan di Ilya.” (At- Tirmidzi)
Selain dari Khurosan, hadits-hadits pasukan panji hitam juga disebut muncul dari arah Syam. Lalu siapakah pasukan panji hitam?
Hadits-hadits sebelumnya menunjukkan bahwa sebelum datangnya Imam Mahdi akan ada pasukan kaum muslimin yang berperang hingga mereka mempunyai kekuasaan yang kemudian kekuasaannya tersebut akan diserahkan kepada Imam Mahdi.
Rosulullah SAW., bersabda:“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaan kalian. Mereka semua putera khalifah. Tetapi tak seorangpun diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. ”Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda : “maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah kepadanya walaupun dengan merangkak diatas salju.”
Ada beberapa hal yang perlu dicermati dari hadits di atas, diantaranya yang pertama adalah kalimat “akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaan kalian. Mereka semua putera khalifah.” Ini menunjukan bahwa sebelum datangnya Imam Mahdi akan terjadi kerusuhan dan peperangan tiga orang putera khalifah di sisi perbendaharaan kalian. Imam Ibnu Katsir dan sebagian ulama berpendapat bahwa harta kekayaan tersebut adalah harta kekayaan yang disimpan di dalam Ka’bah. Ka’bah adalah milik “kalian” dan secara tidak langsung “kalian” memiliki andil dalam menumpuk harta kekayaan dalamnya.
Adapun mengenai munculnya para pengibar bendera hitam dari timur, banyak terdapat hadits yang menceritakan tentang pasukan panji hitam yang datang dari timur, baik dari Khurasan maupun dari Syam.
Dari Tsauban, ia berkata : “Rasulullah bersabda : “Jika kalian telah melihat panji-panji hitam telah datang dari Khurasan, maka datangilah ia, karena padanya ada Khilafah Allah yakni Imam Mahdi.”
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah bersabda, “Dari Khurasan akan keluar panji-panji hitam yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun, sehingga panji-panji hitam tersebut ditancapkan di Iliya (Palestina).”
Hadits ini menjelaskan bahwa akan ada pasukan panji hitam yang datang dari Khurasan, mereka selalu mendapatkan kemenangan melawan musuh-musuh Islam. Khurasan adalah sebuah wilayah yang mencakup Afghanistan, Iran, dan Iraq. Namun, hadits-hadits yang menyebutkan keterangan tentang Khurasan sebagian besar berstatus lemah. Kemudian banyak hadits yang turut memperjelas panji hitam atau bendera hitam dari arah timur”, hadits-hadits ini menyebutkan tentang Syam. Diantaranya adalah
Dari Mu’awiyah bin Qurah dari bapaknya bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :“jika penduduk Syam telah rusak, maka tiada kebaikan lagi pada kalian. Dan akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berada diatas kebenaran dan meraih kemenangan atas musuh. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu mencelakakan mereka, sampai datangnya hari kiamat.”
Dari Sa’ad bin Abi Waqash, ia berkata : Rasulullah bersabda : “penduduk ‘barat’ akan senantiasa meraih kemenangan diatas kebenaran sampai terjadinya kiamat.”
Penduduk barat dalam hadits diatas menurut Imam Ahmad dan Ibnu Taimiyah adalah penduduk Syam, karena saat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, beliau tinggal di Madinah, sementara posisi Syam ada di sebelah barat laut dari kota Madinah. Pada masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, Iraq disebut negeri Timur (negeri dari arah terbitnya matahari), sedangkan Syam disebut negeri Barat (negeri terbenamnya matahari).
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegak diatas urusan (agama) Allah dan memperjuangkannya. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak mampu menimpakan bencana kepada mereka. Mereka memerangi musuh-musuh Allah, setiap kali sebuah peperangan (melawan orang-orang kafir) berhenti, mereka memerangi (kaum kafir) lainnya. Allah menyesatkan hati sebuah kaum dan memberi rezeki bagi kelompok (beriman) tersebut (dengan harta rampasan perang) dari kaum yang tersesat ini. Demikianlah sampai terjadi kiamat yang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita. Mereka terkejut karenanya dan bersegera mengenakan baju besi mereka. ”Rasulullah SAW menjelaskan, “ mereka adalah penduduk Syam.” Rasulullah SAW mencoret di tanah dengan jari beliau, dan menunjuk ke arah Syam sampai jari beliau sakit.
Dari hadits-hadits tentang Syam di atas, memperjelas kepada kita dimana posisi pasukan pengibar panji hitam yang akan memberikan kekuasaan kepada Imam Mahdi.
Lalu, sudahkan pasukan ini muncul?
Dalam buku Ensiklopedi Akhir Zaman, Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh menuliskan bahwa, Thaifah Al Manshurah itu merupakan pendahuluan terpenting bagi munculnya Al-Mahdi.
Siapa saja yang mengkaji bagian terperinci pada sejarah hidup Imam Mahdi pastilah dia mendapati bahwa Imam Mahdi tidak pernah mempersiapkan para pengikutnya sejak awal, akan tetapi sebaliknya justru para pengikutnya yang menyuruh Imam Mahdi keluar lalu mereka membai’atnya.
Rosulullah SAW., telah mengabarkan kepada kita bahwa para pengikut Imam Mahdi, pasukan panji hitam, merupakan manusia terbaik yang saat ini berada di Syam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan terjadi perselisihan saat matinya khalifah, lalu seorang laki-laki (Al-Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi menuju Makkah. Lantas beberapa orang dari penduduk Makkah mendatanginya. Mereka memaksanya keluar (dari dalam rumah) meskipun ia tidak menginginkannya. Orang-orang itu kemudian membaiatnya pada suatu tempat antara Rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim). Lalu dikirimlah sepasukan dari penduduk Syam untuk memeranginya, tetapi pasukan itu justru ditenggelamkan (Allah) di Al-Baida, tempat antara Makkah dan Madinah. Maka ketika manusia melihat hal itu, maka orang-orang shalih dari Syam dan orang-orang terbaik dari penduduk Irak membaiatnya antara rukun dan Maqam. Lalu tampillah seorang laki-laki dari bangsa Quraisy, paman-pamannya dari suku Kalb. Ia lalu mengirimkan pasukan untuk memerangi mereka (orang-orang yang berbaiat kepada Al-Mahdi) namun (Al-Mahdi dan pasukannya) dapat mengalahkan mereka. Alangkah ruginya orang yang tidak ikut serta dalam pembagian ghanimah perang suku Kalb. Ia (Al-Mahdi) lalu membagi ghanimah, dan beramal di tengah manusia dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan menyampaikan Islam ke seluruh penduduk bumi. Ia berkuasa selama tujuh tahun, kemudian wafat dan kaum muslimin menyolatkannya.” (HR. Abu Dawud – Sanadnya Hasan)
Di dalam hadits itu disebutkan “ Maka ketika manusia melihat hal itu, maka orang-orang shalih dari Syam dan orang-orang terbaik dari penduduk Irak membaiatnya antara rukun dan Maqam” Ini merupakan sebuah informasi buat kita bahwa di Syam dan Iraq itu akan ada orang-orang Shalih yang akan menolong Imam Mahdi kelak.
Dalam hadits yang lain, dari Abu Nadhrah bahwasanya Jabir bin Abdullah berkata, “Hampir-hampir qafizdan dirham tidak dikirim kepada penduduk Iraq. ” Kami bertanya, “Siapa yang melakukannya?” Beliau menjawab, “Orang-orang Ajam, merekalah yang menghalang-halangi (Sampainya qafiz dan dirham kepada penduduk Iraq).” Beliau kemudian berkata, “hampir-hampir dinar dan mudy tidak dikirim kepada penduduk Syam.” Kami bertanya, “Siapa yang melakukannya?” Beliau menjawab, “Orang-orang Romawi.”Jabir terdiam sesaat, kemudian berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di akhir masa umatku nanti akan ada seorang khalifah yang membagi-bagikan harta begitu saja tanpa menghitung-hitungnya lagi.”
Jika “Khalifah” yang dimaksud hadits ini adalah orang yang ada di zaman Al-Mahdi, maka sudah dipastikan Khalifah tersebut adalah beliau sendiri. Namun jika yang dimaksud hadits ini sebelum kedatangan Imam Mahdi, maka sudah pasti ada khalifah sebelum kedatangan Imam Mahdi dan Khalifah inilah yang dimaksud sebagai pembawa panji-panji hitam yang akan menyerahkan kekuasaannya, beserta seluruh pasukannya kepada Al Mahdi.
Wallahu’alam